Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2019

Sosialisasi R/I/PUS Online

R/I/PUS adalah register tingkat RT yang mencatat Identitas PUS yang berada di wilayah tertentu dan status kesertaan ber-KB mereka setiap bulannya. Register ini berbentuk lembaran formulir kertas yang diisi oleh para kader sub PPKBD. Dalam rangka mengefisiensikan pengisian R/I/PUS, Seksi Data P2KBP3A menginisiasi metode pengisian yang memanfaatkan layanan online Google Form. Hal inilah yang mendasari kegiatan sosialisasi pada hari Rabu 31/7 di kecamatan Moyo Hilir. Kegiatan yang dihadiri sub PPKBD se Kecamatan Moyo Hilir sejumlah 49 orang ini, dilaksanakan di Aula Kantor Camat Moyo Holir. Dalam pengantar yang disampaikan pada awal acara, Ka UPT KBPPPA Kecamatan Moyo Hilir, M Ridwan A.Md, mengapresiasi keaktifan para sub PPKBD dan mengharapkan agar kerja sama yang sudah terjalin bersama UPT dan PKB tetap dipertahankan. Sebagai penyaji dalam acara tersebut adalah Kepala Seksi Data DP2KBP3A, Neneng Erlina Indriyati, SE, ME. Dalam pemaparannya, Neneng menyampaikan manfaat pengis

Oleh-oleh HARGANAS XXVI Kalimantan Selatan

Peringatan Hari Keluarga Nasional XXVI tahun 2019 dilangsungkan di Provinsi Kalimantan Selatan, tepatnya di Kota Banjar Baru. Penulis termasuk diantara tenaga Penyuluh yang berkesempatan menghadiri acara tahunan tersebut. Meskipun hanya mengikuti sebagian rangkaian kegiatan, akan tetapi banyak pengalaman dan manfaat yang penulis dapatkan sehingga saying rasanya jika tidak dibagikan dalam bentuk tulisan. Berikut ini adalah kumpulan tulisan seri Harganas XXVI tahun 2019 di Kalimantan Selatan. - Keluarga Millenial: Tantangan Baru Program Pembangunan Keluarga - Ledakan Penduduk dan Migrasi - PUSPAGA (Pusat PembelajaranKeluarga) - Menara Pandang dan KM 0 Banjarmasin Semoga tulisan ini ada manfaatnya.

Sosialisasi SIGA Mobile di Kabupaten Sumbawa

Bidang Adpin Perwakilan BKKBN Provinsi NTB pada (10/7) melaksanakan sosialisasi aplikasi SIGA Mobile yang dilaksanakan di Aula Dinas P2KBP3A Kabupaten Sumbawa. Kegiatan tersebut menghadirkan pembicara Kepala Bidang Adpin Perwakilan BKKBN Provinsi NTB, Drs. Samsul Anam, MPH dan Kasubbid Data dan Informasi BKKBN, Ketut Doriana. Karena kegiatan tersebut bertujuan memberi penjelasan tentang aplikasi yang digunakan dalam pembuatan data basis terutama kelompok kegiatan sasaran Pro PN, maka sebagai peserta sosialisasi, diundang pengelola data tingkat kecamatan se kabupaten Sumbawa dan perwakilan pengurus PIK R yang ada di Kabupaten Sumbawa. Dalam pemaparannya, Samsul Anam menyampaikan pentingnya validitas data sebagai dasar merencanakan kegiatan. “Data yang tidak valid akan berubah menjadi sampah,” kata Samsul. Hal ini disebabkan data tersebut tidak bisa dimanfaatkan dan malah bisa berdampak buruk jika digunakan. “Oleh karena itu diharapkan sebagai hasil kegiatan ini terbentuk

Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA)

Diantara sekian banyak stand pameran pada lokasi Pameran Pembangunan dalam rangka HARGANAS XXVI Kalimantan Selatan, termasuk yang cukup berkesan adalah stand Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Kalimantan Selatan. Pada pameran pembangunan yang berlangsung hamper seminggu lamanya tersebut, stand ini menyediakan beberapa layanan yang menarik mulai dari papan foto cita-cita, permainan interaktif sampai konsultasi langsung permasalahan orangtua dan anak. Diantara program yang paling berkesan adalah Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA). Keberadan PUSPAGA sendiri sebetulnya sudah cukup lama di Indonesia yaitu telah diinisiasi sejak tahun 2016. Di Kalimantan Selatan sendiri telah ada 6 PUSPAGA yang tersebar dibeberapa kabupaten/kota di Kalimantan Selatan.  Dari stand ini banyak inspirasi tentang bagaimana kehadiran pemerintah dalam kehidupan keluarga di Indonesia dan membantu menciptakan keluarga yang harmonis. Dari penjelasan yang diberikan pada stand ini P

Ledakan Penduduk dan Migrasi (Seri Oleh-oleh HARGANAS XXVI)

Sebagai Penyuluh Keluarga Berenacana, penulis cukup familiar dengan pemahaman bagaimana kuantitas penduduk yang berlebih bisa berdampak buruk bagi berbagai aspek kemasyarakatan. Perekonomian, pemukiman, kesehatan sampai isu lingkungan hidup sering dikaitkan dengan ledakan penduduk. Dan semua klaim itu bukan tanpa dasar bahkan para ahli demografi sejak jaman dahulu telah sering membahas hal tersebut. Diantara teori yang sering digunakan sebagai landasan adalah Teori dari Thomas Robert Malthus [1] . Menurut Thomas Robert Malthus, penduduk bertambah menurut deret ukur, sedangkan produksi pangan bertambah menurut deret hitung. Artinya jika dilambangkan dengan angka, pertumbuhan penduduk akan mengikuti urutan 1, 2, 4, 8, 16 dan seterusnya. Pada periode selanjutnya jumlah penduduk akan berlipat ganda dari periode sebelumnya. Sedangkan produksi pangan jika dilambangkan dengan angka, akan mengikuti urutan 1, 2, 3, 4, 5 dan seterusnya. Ringkasnya pertumbahan produksi pangan tidak akan m