Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2021

Jenis - Jenis Kontrasepsi (8) -- Kontrasepsi Alami

Selain jenis-jenis kontrasepsi yang telah dijelaskan sebelumnya, ada pula beberapa metode lain yang yang bisa dilakukan untuk mencegah kehamilan. Karena metode berikut tidak menggunakan alat atau obat, maka metode berikut sering pula disebut metode kontrasepsi alami. Menerapkan metode alamiah bisa menjadi efektif jika dilakukan dengan tepat, akan tetapi efektifitasnya tentu akan lebih rendah dibandingkan dengan metode kontrasepsi modern. 1. Pantang berkala Secara sederhana, pantang berkala berarti menahan diri dari melakukan hubungan seksual pada masa subur. Sebagaimana diketahui bahwa ketika berhubungan seksual pada masa subur, sperma akan lebih mudah membuahi sel telur. Untuk itu pasangan yang memilih metode ini menahan diri dari aktivitas seksual pada masa tersebut. Untuk mengetahui masa subur, maka ada beberapa metode yang bisa dilakukan seperti perhitungan kalender, pemeriksaan lendir serviks, pengukuran suhu basal tubuh dan lain-lain. Penting untuk diperhatikan bahwa perhitungan

Workshop Strategi Konseling Berimbang

Dalam rangka melakukan peningkatan kompetensi Penyuluh Keluarga Berencana dalam melakukan konseling, Pengurus Daerah IPeKB Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat melaksanakan bekerja sama dengan DKT Indonesia pada hari Rabu (27/10). Kegiatan ini ditujukan secara khusus untuk mengenalkan strategi konseling berimbang dalam pelaksanaan tugas Penyuluh Keluarga Berencana. Pelaksanaan Workshop dibuka oleh Koordinator Bidang Adpin, Samsul Anam yang bertindak mewakili Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTB. Dalam sambutannya Sam menyebutkan bahwa kemampuan konseling tidak hanya bisa digunakan kepada calon akseptor KB, tapi juga pada pelaksanaan tugas lainnya. Lebih lanjut, Sam juga berharap agar kegiatan ini bisa dilkasanakan kembali di waktu selanjutnya untuk mengikutsertakan PKB/PLKB yang belum berkesempatan mengikuti pada kesempatan kali ini. Dalam pelaksanaan workshop, disampaikan beberapa materi oleh narasumber yang merupakan master trainer untuk Balance Counseling Strategy. Di antara m

Pelayanan KB Massal Implan dan IUD

 Dalam rangka meningkatkan persentase akseptor pengguna Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), UPT KBPPPA Kecamatan Sumbawa bekerja sama dengan UPT PKM Unit I Sumbawa mengadakan pelayanan massal pada hari Sabtu (23/10). Registrasi calon akseptor Sasaran dari kegiatan ini adalah calon PUS calon akseptor dari wilayah Kecamatan Sumbawa dengan diutamakan calon akseptor yang berasal dari Kampung KB Surya Bakti. Dengan alasan tersebut, maka lokasi pelayanan semula akan dilaksanakan di Kampung KB. Akan tetapi karena beberapa kendala teknis, akhirnya lokasi pelayanan dialihkan ke PKM Unit I.  KIE pra pelayanan Sebelum dilaksanakannya pelayanan tersebut, para PUS calon akseptor diberi sesi KIE untuk menjelaskan lebih mendetail mengenai metode kontrasepsi yang akan mereka gunakan. Pemberian KIE ini dimaksudkan untuk memantapkan pemahaman PUS sekaligus memberi informasi lengkap yang mungkin terlewatkan pada saat KIE oleh kader dan Penyuluh.  Screening calon akseptor Selain itu, para calon akse

Menakar Data Stunting

Beberapa waktu yang lalu, saya mendapat satu pertanyaan dari seorang Lurah. Pertanyaannya sebetulnya sederhana tapi sangat mendasar. Bahkan pertanyaan itulah yang akhirnya menjadi alasan bagi seluruh tulisan ini. “Berapa jumlah stunting di Kelurahan ini?”. Sederhana dan sangat mendasar, kan? Tapi sampai pembicaraan kami selesai, pertanyaan Lurah tersebut tidak terjawab. Meskipun pertanyaan tersebut diajukan kepada saya, yang notabene seorang Penyuluh KB, tapi wilayah kelurahan yang ditanyakan bukan binaan saya. Dengan kata lain, jangankan data stunting, data PUS atau bahkan nama-nama kader saja tidak saya ketahui. Tanggapan saya kepada Lurah pada waktu itu, meski sesuai dengan kenyataan, tapi jelas tidak memuaskan. Bahkan setelah diingat-ingat lagi, jawaban saya terkesan seperti usaha untuk berkelit dari pertanyaan tersebut. Saya menyebut bagaimana target penurunan prevalensi stunting secara nasional hingga 14% di tahun 2024. Kemudian saya membahas bagaimana Pendataan Keluarga 2021 (PK

Fenomena Resesi Seks: Ancaman atau Peluang

  Baru saja resesi ekonomi dinyatakan berakhir di Indonesia beberapa bulan yang lalu, saat ini negara-negara di Asia kembali terancam dengan isu resesi yang lain. Tapi kali ini bukan sektor ekonomi yang menjadi sasaran resesi. Untungnya juga, Indonesia tidak termasuk dari negara yang disebut terpengaruh resesi tersebut. Atau mungkin lebih tepatnya belum. Resesi yang dimaksud adalah kemerosotan dalam perilaku seksual atau ‘resesi seks’. Istilah ini sering muncul dalam pemberitaan media beberapa hari terakhir. Negara negara yang disebut mengalami resesi seks ini diantaranya Amerika Serikat, dan beberapa negara di kawasan Asia seperti Jepang, Korea Selatan, Cina, dan terakhir Singapura. Istilah resesi seks sendiri mulai digunakan oleh jurnalis Amerika Serikat ketika membicarakan bagaimana  mood  untuk melakukan hubungan seksual dan menikah turun tajam di negara tersebut. Berita yang dikutip dari CNBC Indonesia menyebutkan hasil riset  W. Bradford Wilcox, Direktur Proyek Pernikahan Nasiona